PENDAHULUAN
Pendidikan
pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk
mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Adapun pengertian pendidikan dalam arti sempit, pendidikan adalah sekolah.
Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga
formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak
dan remaja yang diserahkan kepadanya agar menjadi kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan–hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Berdasarkan definisi diatas dimaksudkan bahwa pendidikan disini waktunya
terbatas, yaitu masa anak dan remaja. Lingkungan pendidikan secara teknis berada dikelas.
Adapun
fungsi dari sebuah pendidikan paling tidak mampu membebaskan masyarakat dari
belenggu paling mendasar, yaitu buta huruf, kebodohan, keterbelakangan dan
kelemahan.
Jadi intinya, bahwa pendidikan berfungsi membuat masyarakat yang awalnya belum
bisa membaca menjadi bisa membaca, yang awalnya terjerat kebodohan menjadi
pintar, yang awalnya terbelakang menjadi terdepan dan yang awalnya lemah menjadi
kuat. Sedangkan tujuan pendidikan adalah mengusahakan supaya tiap-tiap
orang sempurna pertumbuhan tubuhnya,
sehat otaknya, baik budi pekertinya dan sebagainya.
Jadi intinya, tujuan dari pendidikan adalah berusaha supaya tiap-tiap orang
menjadi sempurna dalam segala hal.
Belajar
mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan. Di dalam kegiatan ini
terjadi proses penyampaian pesan dari pendidik kepada peserta didik. Pesan yang disampaikan disini berupa materi-materi
dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran yang diajarkan disekolah begitu
beragam, dan salah satu mata pelajarannya yaitu matematika.
Matematika
adalah mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat SD sampai sekolah
tingkat menengah dan perguruan tinggi. Sampai saat ini matematika masih
dianggap mata pelajaran yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Anggapan
ini mungkin tidak berlebihan selain mempunyai sifat yang abstrak, matematika
juga memerlukan pemahaman konsep yang baik, karena untuk memahami konsep yang
baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya. Pemahaman konsep
tersebut perlu ditanamkan kepada peserta didik sejak dini yaitu sejak anak
tersebut masih duduk dibangku sekolah dasar maupun bagi peserta didik Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama. Di sana mereka dituntut mengerti tentang definisi,
pengertian, cara pemecahan masalah maupun pengoperasian matematika secara
benar, karena akan menjadi bekal dalam mempelajari matematika pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Kata
media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti ”perantara” atau “pengantar”.
Apabila media itu membawa informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media kartu bilangan. Kartu
bilangan terdiri dari dua set kartu berbentuk persegi panjang berukuran 4 cm x
6 cm dengan dua warna berbeda , misalnya hitam dan putih, masing-masing set
terdiri 20 kartu.
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengambil judul “MEDIA
“KARTU BILANGAN” SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI OPERASI
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MI PLUS
BACEM”
Rumusan
masalah yang akan peneliti ajukan berdasarkan latar belakang masalah di atas
adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
meningkatkan pemahaman materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat melalui media kartu bilangan pada peserta didik kelas IV MI Plus Bacem?
2.
Apakah
media kartu bilangan dapat meningkatkan hasil belajar materi operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada peserta didik kelas IV MI Plus
Bacem?
Berdasarkan
pada rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan peneliti adalah:
1. Untuk mengetahui apakah media
kartu bilangan pada materi operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkatkan pemahaman peserta
didik kelas IV MI Plus Bacem.
2. Untuk mengetahui cara
penerapan media kartu bilangan pada
materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik kelas IV MI Plus Bacem.
Adapun manfaat praktis yang diperoleh setelah peneliti
melakukan penelitian yaitu:
1.
Bagi
Peserta didik
Sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap materi operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat
2.
Bagi
Guru
Dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan
melaksanakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
3.
Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan prestasi guru karena dapat meningkatkan
prestasi peserta didiknya.
Media
Pembelajaran Matematika
1. Pengertian
Media Pembelajaran
Menurut Association
for education and commuication technology (AECT), media yaitu segala bentuk
yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Media diartikan
sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca,
atau dibicarakan beserta instrument yang digunanakan untuk kegiatan tersebut.
Jelasnya media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga terdorong terjadinya
proses belajar pada dirinya.
Heinich, dan kawan-kawan mengemukakan
istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima. Jadi televise, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut
media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru
memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga
ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang
dituju.
Dengan memperhatikan berbagai teori
diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu secara
fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran agar peserta didik dapat belajar
dalam suasana yang lebih menarik dan menyenangkan.
2. Fungsi
dan Manfaat Media Pembelajaran
Peranan media pembelajaran sangatlah
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Sangatlah sulit materi pelajaran
tersampaikan dengan baik tanpa melalui media pembelajaran yang tepat.
Pada awalnya media hanya berfungsi
sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang
dapat memberikan pengalaman visual kepada peserta didik dalam rangka mendorong
motifasi belajar, memperjelas , dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit
serta mudah dipahami.
Secara umum media pembelajaran
mempunyai kegunaan- kegunaan sebagai berikut:
1)
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis(dalam bentuk kata- kata
tertulis atau lisan belaka).
2)
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a.
Objek
yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film,
atau model;
b.
Objek
yang kecil dibantu dengan proyektro mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c.
Gerak
yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timeplase atau
high-speed photography;
d.
Kejadian
atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e.
Objek
yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dan lain-lain;
f.
Konsep
yang terlalu luas(gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat
divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain;
3)
Penggunaan
media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak
didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a.
Menimbulkan kegairahan belajar;
b.
Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan
kenyataan;
c.
Memungkinkan
peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Dengan memperhatikan berbagai teori
diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat media yang utama adalah
membuat konkret atau nyata materi yang abstrak.
3. Media
‘Kartu bilangan’
Menjelaskan
materi Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat menggunakan
media pembelajaran. Salah satu media yang tepat adalah ‘Kartu bilangan’ . Kartu
bilangan merupakan media visual.
Kartu bilangan terdiri dari dua set
kartu berbentuk persegi panjang berukuran 4 cm x 6 cm dengan dua warna berbeda
, misalnya hitam dan putih, masing-masing set terdiri 20 kartu. Kartu-kartu ini
disusun secara berpasangan atas bawah(misalnya atas putih dan bawah hitam).
Aturanya adalah sebagai berikut:
a.
Buat
kesepakatan untuk menetapkan kartu positif(untuk bilangan positif) dan kartu
negative (untuk bilangan bulat negative). Misalnya tetapkan kartu putih sebagai
kartu positif dan kartu hitam sebagai kartu negative.
b.
Definisikan
bilangan nol sebagai semua kartu berpasangan, artinya banyaknya kartu putih
sama dengan banyaknya kartu hitam.
c.
Definisikan
suatu bilangan bulat positif sebagai banyaknya kartu putih yang tidak
berpasangan.
d.
Definisikan
suaut bilangan bulat negative sebagai banyaknya kartu hitam yang tidak
berpasangan.
Aturan operasi penjumlahan
Penjumlahan diartikan sebagai menambah
kartu. Langkah- langkah pengerjaan operasi penjumlahan sebagai berikut:
a.
Definisikan
bilangan pertama menggunakan kartu-kartu.
b.
Tambahkan
kartu sebagai dengan bilangan yang kedua.
c.
Susunan
terakhir menunjukkan bilangan hasil penjumlahan.
Contoh:
2 + 3?
a.
Definisikan
bilangan pertama (2)
b.
Tambahkan
3 kartu putih pada susunan bagian atas
c.
Hasilnya
5 kartu putih tidak berpasangan, artinya 2 + 3 = 5
Aturan operasi pengurangan
Pengurangan diartikan sebagai
mengambil kartu. Langkah- langkah pengerjaan operasi pengurangan sebagai
berikut:
a.
Definisikan
bilangan pertama menggunakan kartu-kartu.
b.
Ambil
kartu sesuai dengan bilangan yang kedua.
c.
Susunan
terakhir menunjukkan bilangan hasil pengurangan.
Contoh:
2- (-3)?
a.
Definisikan
bilangan pertama (2)
b.
Ambil
3 kartu hitam
c.
Hasilnya
5 kartu putih tidak berpasangan, artinya 2-(-3) = 5
B.
Pemahaman
Agar individu, dalam hal terutama para
pendidik dan pengajar dapat berinteraksi dengan baik dengan individu lain,
terutama dengan para pendidik dan peserta didiknya, maka diperlukan suatu
pemahaman.Dan
agar peserta didik dapat memahami dengan baik apa-apa yang dipelajarinya itu,
ia harus siap untuk dapat memahaminya
Keharusan akan perlunya pemahaman
dalam belajar menjadi kondisi yang mutlak harus terpenuhi dalam pandangan teori
kognitif. Menurut teori ini, belajar berlangsung dalam pikiran sehingga sebuah
perilaku hanya disebut belajar apabila peserta didik yang belajar telah
mencapai pemahaman.
Memahami itu berkaitan dengan proses
mental: bagaimana impresi indera dicatat dan disimpan dalam otak dan bagaimana
impresi-impresi itu digunakan untuk memecahkan masalah. Belajar yang bersifat
mekanistik dan tanpa pemahaman dipertanyakan manfaatnya.
Dengan memperhatikan berbagai teori
diatas dapat disimpulkan bahwa Dalam kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan
aspek pemahaman. Begitupun halnya dalam mata pelajaran matematika, matematika
itu materinya bertahap dan saling berhubungan dengan satu sama lain. Misalnya
ada satu materi saja yang tidak dipahami, kita akan kesulitan dalam mempelajari
materi berikutnya. Tentunya para guru mengharapkan pemahaman yang dicapai
peserta didik tidak terbatas pada
pemahaman yang bersifat
dapat menghubungkan. Artinya
peserta didik dapat mengkaitkan antara pengetahuan
yang dipunyai dengan
keadaan lain sehingga belajar dengan memahami.
C.
Hasil Belajar
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan
berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau
perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar.
Menurut Gagne, hasil belajar adalah
terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di
lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi
stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan didalam dan diantara
kategori-kategori.
Menurut Winkel, hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang
dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Dengan memperhatikan berbagai teori
diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta
didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena peserta didik
mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam kegiatan belajar
mengajar.
D.
Materi Operasi Bilangan Bulat
Operasi bilangan bulat terdiri dari
operasi penjumlahan dan operasi pengurangan. Himpunan bilangan bulat terdiri
dari bilangan bulat negatif, bilangan nol dan bilangan bulat positif.
-2 -1 0 1 2
Gambar Garis bilangan
Mengenal
Bilangan Bulat Positif dan Negatif
Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan cacah,
sedangkan 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan asli. Jadi, bilangan cacah adalah
gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli.
Adakah lawan bilangan asli? Bagaimana melambangkannya? Bilangan
nol, bilangan asli, dan lawan bilangan asli disebut bilangan bulat.
Perhatikan garis bilangan bulat di bawah ini.
CONTOH:
5 merupakan
bilangan bulat positif di baca lima
-5 merupakan
bilangan bulat negatif dibaca negatif lima
2. Penjumlahan Bilangan Bulat
Penjumlahan bilangan bulat dapat dilakukan dengan bantuan media kartu
bilangan. Langka-langkahnya sebagai berikut:
1. Terdapat dua warna kartu yaitu warna hitam dan putih
2.
Kartu hitam merupakan bilangan
bulat positif, sedangkan kartu berwarna putih merupakan bilangan bulat negatif.
3.
Jika ada soal penjumlahan bilangan bulat positif maka tinggal
menjumlahkan banyaknya kartu hitam . Contoh: 5+6
5 +
6 = 11
Aturannya seperti penjumlahan biasa.
Sedangkan untuk penjumlahan bilangan bulat negtif, langkahnya sama tetapi kartu
yang digunakan warna putih.
4.
Jika ada soal penjumlahan bilangan bulat positif dengan bulat
negatif maka caranya memasangkan kartu hitam dengan kartu putih. Jika ada yang
tidak mempunyai pasangan maka kartu yang tidak mempunyai pasangan merupakan
hasil dari penjumlahan tersebut.
Contoh:
4+(-6)=..
Tidak
punya pasangan ada 2
Kartu yang tidak mempunyai pasangan ada
2. Maka hasilnya 4+(-6)=-2
Kesulitan Operasi
Bilangan Bulat.
Peserta
didik memiliki pemahaman konsep matematika yang kurang, hal ini terlihat pada
sebagian besar materi yang diajarkan dalam matematika tidak terkecuali pokok bahasan operasi
bilangan bulat. Operasi bilangan bulat terdiri dari operasi penjumlahan dan
operasi pengurangan. Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat
negatif, bilangan nol dan bilangan bulat positif.Mereka masih bingung
membedakan operasi pengurangan dengan bilangan negatif, atau jika operasi
pengurangan berdekatan dengan bilangan negatif dan juga seperti permasalahan
seperti ini -5 + 8. Mereka akan menjawab hasilnya 3. Tapi pemberian tanda harus
negatif apa positif masih bingung. Untuk menghadapi permasalahan ini, guru mencoba
mengenalkan garis bilangan. Sebagian murid sudah ada yang sudah mengerti tetapi
sebagian lagi masih mengalami kebingungan untuk memahami, mungkin dikarenakan
masih terlihat abstrak. Karakteristik
anak usia sekolah dasar senang sesuatu yang menyenangkan dan nyata (konkret).
Karena matematika banyak konsep yang abstrak maka untuk memudahkan anak
menangkap pelajaran matematika dibutuhkan media yang dapat membuat konsep
abstrak menjadi nyata.
A.
Solusi
Solusi dalam suatu permasalahan diatas harus diperkenalkan suatu metode yang baru
untuk proses pendidikan tersebut yaitu Media kartu bilangan. Diharapkan dapat membantu
meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi operasi bilangan bulat.
Melalui media ini konsep operasi bilangan bulat yang abstrak dapat digambarkan
secara terstruktur dan terurut sehingga para peserta didik dapat memahaminya
dengan lebih mudah.
B.
Kartu
Bilangan untuk memecahkan masalah siswa
Konsep
kartu bilangan dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis(dalam bentuk kata- kata tertulis atau lisan belaka), dengan kartu
bilangan objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita
Kartu
bilangan dapat menimbulkan kegairahan belajar yang memungkinkan interaksi yang
lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan dan
Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
Berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas yang diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
keterlaksanaan pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dengan media kertu bilangan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Berdasarkan
hasil penelitian terjadi peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran matematika pokok bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat melalui kartu bilangan.
Berdasarkan
kesimpulan di atas maka dikemukakan saran sebagai berikut.
1.
bagi siswa disarankan agar aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran,
2.
bagi
guru hendaknya menggunakan
kartu bilangan agar
siswa lebih aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran,
3.
menciptakan pembelajaran yang inovatif dengan kartu
bilangan agar hasil belajar siswa dapat meningkat,
4.
dengan adanya penelitian ini sekolah hendaknya dapat meningkatkan
ketrampilan guru, perbaikan proses, dan hasil belajar siswa sehingga kualitas
tujuan pembelajaran dapat ditingkatkan,
5.
bagi peneliti selanjutnya untuk bisa lebih
memperbaiki dan menambahkan yang belum ada pada penelitian ini, sehingga
harapannya kartu bilangan ini bisa
dilaksanakan dengan lebih baik dan membawa perubahan yang berarti bagi
peningkatan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran matematika.