Minggu, 04 Januari 2015




MEDIA KARTU BILANGAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MI PLUS BACEM KABUPATEN BLITAR
M Anang Fauzi
3214113015
Program Studi Tadris Matematika Institut Agama Islam Negeri Tulungagung (IAIN)

Abstrak
Media kartu bilangan sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada peserta didik kelas iv mi plus bacem
Kata kunci: Kartu bilangan, peningkatan pemahaman, operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
Observasi awal di kelas IV MI PLUS Bacem Kabupaten Blitar pembelajaran matematika tentang  materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat belum memenuhi harapan. penyebabnya adalah siswa belum memahami konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dan  guru menyampaikan materi dengan metode ceramah,. Berkaitan dengan hal itu, maka diperlukan perbaikan mengenai pembelajaran Materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui media kertu bilangtan.
Penelitian ini bertujuan mengenalkan kartu bilangan sebagai media pemblajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang mana diharapkan tercapainya peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan kartu bilangan dalam pembelajaran materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat  dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IV MI PLUS Bacem Kabupaten Blitar. Oleh karena itu guru disarankan untuk menggunakan kartu bilangan sebagai salah satu upaya mengembangkan media kertu bilangan.


PENDAHULUAN

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.[1] Adapun pengertian pendidikan dalam arti sempit, pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar menjadi kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan–hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.[2] Berdasarkan definisi diatas dimaksudkan bahwa pendidikan disini waktunya terbatas, yaitu masa anak dan remaja. Lingkungan pendidikan secara  teknis berada dikelas.
Adapun fungsi dari sebuah pendidikan paling tidak mampu membebaskan masyarakat dari belenggu paling mendasar, yaitu buta huruf, kebodohan, keterbelakangan dan kelemahan.[3] Jadi intinya, bahwa pendidikan berfungsi membuat masyarakat yang awalnya belum bisa membaca menjadi bisa membaca, yang awalnya terjerat kebodohan menjadi pintar, yang awalnya terbelakang menjadi terdepan dan yang awalnya lemah menjadi kuat. Sedangkan tujuan pendidikan adalah mengusahakan supaya tiap-tiap orang  sempurna pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pekertinya dan sebagainya.[4] Jadi intinya, tujuan dari pendidikan adalah berusaha supaya tiap-tiap orang menjadi sempurna dalam segala hal.
Belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan. Di dalam kegiatan ini terjadi proses penyampaian pesan dari pendidik kepada peserta didik. Pesan yang disampaikan disini berupa materi-materi dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran yang diajarkan disekolah begitu beragam, dan salah satu mata pelajarannya yaitu matematika.
Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat SD sampai sekolah tingkat menengah dan perguruan tinggi. Sampai saat ini matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Anggapan ini mungkin tidak berlebihan selain mempunyai sifat yang abstrak, matematika juga memerlukan pemahaman konsep yang baik, karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya. Pemahaman konsep tersebut perlu ditanamkan kepada peserta didik sejak dini yaitu sejak anak tersebut masih duduk dibangku sekolah dasar maupun bagi peserta didik Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Di sana mereka dituntut mengerti tentang definisi, pengertian, cara pemecahan masalah maupun pengoperasian matematika secara benar, karena akan menjadi bekal dalam mempelajari matematika pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti ”perantara” atau “pengantar”.[5] Apabila media itu membawa informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.[6] Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media kartu bilangan. Kartu bilangan terdiri dari dua set kartu berbentuk persegi panjang berukuran 4 cm x 6 cm dengan dua warna berbeda , misalnya hitam dan putih, masing-masing set terdiri 20 kartu.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengambil judul “MEDIA “KARTU BILANGAN” SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA PESERTA DIDIK KELAS IV MI PLUS BACEM”
Rumusan masalah yang akan peneliti ajukan berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah sebagai berikut:
1.         Bagaimanakah meningkatkan pemahaman materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui  media kartu bilangan  pada peserta didik kelas IV MI Plus Bacem?
2.         Apakah media kartu bilangan dapat meningkatkan hasil belajar materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada peserta didik kelas IV MI Plus Bacem?
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan peneliti adalah:
1.       Untuk mengetahui apakah media kartu bilangan  pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkatkan pemahaman peserta didik kelas IV MI Plus Bacem.
2.       Untuk mengetahui cara penerapan media kartu bilangan  pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat untuk meningkatkan pemahaman peserta didik kelas IV MI Plus Bacem.
      Adapun manfaat praktis yang diperoleh setelah peneliti melakukan penelitian yaitu:
1.       Bagi Peserta didik
      Sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
2.       Bagi Guru
      Dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
3.        Bagi Sekolah
      Dapat meningkatkan prestasi guru karena dapat meningkatkan prestasi peserta didiknya.

Media Pembelajaran Matematika
1.     Pengertian Media Pembelajaran
           Menurut Association for education and commuication technology (AECT), media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Media diartikan sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang digunanakan untuk kegiatan tersebut. Jelasnya media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga terdorong terjadinya proses belajar pada dirinya.[7]
          Heinich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televise, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.[8]
          Dengan memperhatikan berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu secara fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran agar peserta didik dapat belajar dalam suasana yang lebih menarik dan menyenangkan.
2.       Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
          Peranan media pembelajaran sangatlah penting dalam kegiatan belajar mengajar. Sangatlah sulit materi pelajaran tersampaikan dengan baik tanpa melalui media pembelajaran yang tepat.
          Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada peserta didik dalam rangka mendorong motifasi belajar, memperjelas , dan mempermudah konsep yang kompleks  dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami.[9]
          Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan- kegunaan sebagai berikut:[10]
1)      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis(dalam bentuk kata- kata tertulis atau lisan belaka).
2)      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a.        Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
b.       Objek yang kecil dibantu dengan proyektro mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c.        Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timeplase atau high-speed photography;
d.       Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e.        Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain;
f.         Konsep yang terlalu luas(gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain;
3)      Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a.         Menimbulkan kegairahan belajar;
b.       Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan;
c.        Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
          Dengan memperhatikan berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat media yang utama adalah membuat konkret atau nyata materi yang abstrak.
3.       Media ‘Kartu bilangan’
          Menjelaskan materi Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat menggunakan media pembelajaran. Salah satu media yang tepat adalah ‘Kartu bilangan’ . Kartu bilangan merupakan media visual.
          Kartu bilangan terdiri dari dua set kartu berbentuk persegi panjang berukuran 4 cm x 6 cm dengan dua warna berbeda , misalnya hitam dan putih, masing-masing set terdiri 20 kartu. Kartu-kartu ini disusun secara berpasangan atas bawah(misalnya atas putih dan bawah hitam). Aturanya adalah sebagai berikut:[11]
a.     Buat kesepakatan untuk menetapkan kartu positif(untuk bilangan positif) dan kartu negative (untuk bilangan bulat negative). Misalnya tetapkan kartu putih sebagai kartu positif dan kartu hitam sebagai kartu negative.
b.    Definisikan bilangan nol sebagai semua kartu berpasangan, artinya banyaknya kartu putih sama dengan banyaknya kartu hitam.
c.     Definisikan suatu bilangan bulat positif sebagai banyaknya kartu putih yang tidak berpasangan.
d.    Definisikan suaut bilangan bulat negative sebagai banyaknya kartu hitam yang tidak berpasangan.
Aturan operasi penjumlahan
          Penjumlahan diartikan sebagai menambah kartu. Langkah- langkah pengerjaan operasi penjumlahan sebagai berikut:
a.       Definisikan bilangan pertama menggunakan kartu-kartu.
b.      Tambahkan kartu sebagai dengan bilangan yang kedua.
c.       Susunan terakhir menunjukkan bilangan hasil penjumlahan.
Contoh:
          2 + 3?
a.        Definisikan bilangan pertama (2)


 




b.       Tambahkan 3 kartu putih pada susunan bagian atas


 





c.        Hasilnya 5 kartu putih tidak berpasangan, artinya 2 + 3 = 5
Aturan operasi pengurangan
          Pengurangan diartikan sebagai mengambil kartu. Langkah- langkah pengerjaan operasi pengurangan sebagai berikut:
a.       Definisikan bilangan pertama menggunakan kartu-kartu.
b.      Ambil kartu sesuai dengan bilangan yang kedua.
c.       Susunan terakhir menunjukkan bilangan hasil pengurangan.
Contoh:
2- (-3)?
a.        Definisikan bilangan pertama (2)


 





b.       Ambil 3 kartu hitam


 




c.        Hasilnya 5 kartu putih tidak berpasangan, artinya 2-(-3) = 5
B.         Pemahaman
          Agar individu, dalam hal terutama para pendidik dan pengajar dapat berinteraksi dengan baik dengan individu lain, terutama dengan para pendidik dan peserta didiknya, maka diperlukan suatu pemahaman.[12]Dan agar peserta didik dapat memahami dengan baik apa-apa yang dipelajarinya itu, ia harus siap untuk dapat memahaminya[13]
          Keharusan akan perlunya pemahaman dalam belajar menjadi kondisi yang mutlak harus terpenuhi dalam pandangan teori kognitif. Menurut teori ini, belajar berlangsung dalam pikiran sehingga sebuah perilaku hanya disebut belajar apabila peserta didik yang belajar telah mencapai pemahaman.[14]
          Memahami itu berkaitan dengan proses mental: bagaimana impresi indera dicatat dan disimpan dalam otak dan bagaimana impresi-impresi itu digunakan untuk memecahkan masalah. Belajar yang bersifat mekanistik dan tanpa pemahaman dipertanyakan manfaatnya.[15]
          Dengan memperhatikan berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa Dalam kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan aspek pemahaman. Begitupun halnya dalam mata pelajaran matematika, matematika itu materinya bertahap dan saling berhubungan dengan satu sama lain. Misalnya ada satu materi saja yang tidak dipahami, kita akan kesulitan dalam mempelajari materi berikutnya. Tentunya  para  guru mengharapkan pemahaman yang dicapai peserta didik tidak terbatas pada  pemahaman  yang  bersifat  dapat menghubungkan. Artinya  peserta didik  dapat  mengkaitkan antara  pengetahuan  yang  dipunyai  dengan  keadaan lain sehingga belajar dengan memahami.
C.         Hasil Belajar
          Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar.[16]
          Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan didalam dan diantara kategori-kategori.[17]
          Menurut Winkel, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.[18]
          Dengan memperhatikan berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena peserta didik mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar.
D.         Materi Operasi Bilangan Bulat
          Operasi bilangan bulat terdiri dari operasi penjumlahan dan operasi pengurangan. Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol dan bilangan bulat positif.[19]
                                            -2             -1          0            1         2
Gambar Garis bilangan


Mengenal Bilangan Bulat Positif dan Negatif
Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan cacah, sedangkan 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan asli. Jadi, bilangan cacah adalah gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli.
Adakah lawan bilangan asli? Bagaimana melambangkannya? Bilangan nol, bilangan asli, dan lawan bilangan asli disebut bilangan bulat. Perhatikan garis bilangan bulat di bawah ini.
CONTOH:
5 merupakan bilangan bulat positif di baca lima
-5 merupakan bilangan bulat negatif dibaca negatif lima
2. Penjumlahan Bilangan Bulat
                Penjumlahan bilangan bulat dapat dilakukan dengan bantuan media kartu bilangan. Langka-langkahnya sebagai berikut:
1.    Terdapat dua warna kartu yaitu warna hitam dan putih








 






2.         Kartu hitam merupakan bilangan bulat positif, sedangkan kartu berwarna putih merupakan bilangan bulat negatif.
3.         Jika ada soal penjumlahan bilangan bulat positif maka tinggal menjumlahkan banyaknya kartu hitam . Contoh: 5+6







 
                                    
                                     5  +  6   =  11


   Aturannya seperti penjumlahan biasa. Sedangkan untuk penjumlahan bilangan bulat negtif, langkahnya sama tetapi kartu yang digunakan warna putih.
4.         Jika ada soal penjumlahan bilangan bulat positif dengan bulat negatif maka caranya memasangkan kartu hitam dengan kartu putih. Jika ada yang tidak mempunyai pasangan maka kartu yang tidak mempunyai pasangan merupakan hasil dari penjumlahan tersebut.
Contoh:
4+(-6)=..


























 




                                          Tidak punya pasangan ada 2
       Kartu yang tidak mempunyai pasangan ada 2. Maka hasilnya 4+(-6)=-2
Kesulitan Operasi Bilangan Bulat.
Peserta didik memiliki pemahaman konsep matematika yang kurang, hal ini terlihat pada sebagian besar materi yang diajarkan dalam matematika  tidak terkecuali pokok bahasan operasi bilangan bulat. Operasi bilangan bulat terdiri dari operasi penjumlahan dan operasi pengurangan. Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol dan bilangan bulat positif.Mereka masih bingung membedakan operasi pengurangan dengan bilangan negatif, atau jika operasi pengurangan berdekatan dengan bilangan negatif dan juga seperti permasalahan seperti ini -5 + 8. Mereka akan menjawab hasilnya 3. Tapi pemberian tanda harus negatif apa positif masih bingung. Untuk menghadapi permasalahan ini, guru mencoba mengenalkan garis bilangan. Sebagian murid sudah ada yang sudah mengerti tetapi sebagian lagi masih mengalami kebingungan untuk memahami, mungkin dikarenakan masih terlihat abstrak.  Karakteristik anak usia sekolah dasar senang sesuatu yang menyenangkan dan nyata (konkret). Karena matematika banyak konsep yang abstrak maka untuk memudahkan anak menangkap pelajaran matematika dibutuhkan media yang dapat membuat konsep abstrak menjadi nyata.
A.       Solusi
Solusi dalam suatu permasalahan diatas  harus diperkenalkan suatu metode yang baru untuk proses pendidikan tersebut yaitu Media kartu bilangan. Diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi operasi bilangan bulat. Melalui media ini konsep operasi bilangan bulat yang abstrak dapat digambarkan secara terstruktur dan terurut sehingga para peserta didik dapat memahaminya dengan lebih mudah.
B.       Kartu Bilangan untuk memecahkan masalah siswa
Konsep kartu bilangan dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis(dalam bentuk kata- kata tertulis atau lisan belaka), dengan kartu bilangan objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita
Kartu bilangan dapat menimbulkan kegairahan belajar yang memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan dan Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
               Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan  pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan media kertu bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.                     Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat  melalui kartu bilangan.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dikemukakan saran sebagai berikut.
1.       bagi siswa disarankan agar aktif mengikuti kegiatan pembelajaran,
2.        bagi guru hendaknya menggunakan kartu bilangan  agar siswa lebih aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran,
3.        menciptakan pembelajaran yang inovatif dengan kartu bilangan   agar hasil belajar siswa dapat meningkat,
4.        dengan adanya penelitian ini sekolah hendaknya dapat meningkatkan ketrampilan guru, perbaikan proses, dan hasil belajar siswa sehingga kualitas tujuan pembelajaran dapat ditingkatkan,
5.       bagi peneliti selanjutnya untuk bisa lebih memperbaiki dan menambahkan yang belum ada pada penelitian ini, sehingga harapannya kartu bilangan  ini bisa dilaksanakan dengan lebih baik dan membawa perubahan yang berarti bagi peningkatan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran matematika.  








Daftar Rujukan

Ahmadi Abu, Uhbiyati Nur. 2001. Ilmu Pendidikan .Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.  
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Basyiruddin Usman, Asnawir. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Fathani, Abdul Halim. 2012. Matematika : Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamzah B. Uno, Satria Koni, dkk. 2011.Menjadi Peneliti PTK Yang Professional. Jakarta: Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mudyaharjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E. 2012. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2011.Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
Musrikah. 2010. Matematika MI. Tulungagung
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Qomar, Mujamil. 2012. Kesadaran Pendidikan: Sebuah Penentu Keberhasilan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ruseffendi. 1990. Pengajaran Matematika Modern dan Masa kini. Bandung: Tarsito.
Sadiman, Arief. S, dkk. 2009. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatanya. Jakarta : Rajawali Pers.
Setyono, Ariesandi. 2007. Mathemagics cara jenius belajar matematika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Simanjutak, Lisnawaty, Manurung Poltak, dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika.  Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiyono. 2013.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.






[1] Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 3
[2] Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan(Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 6
[3] Mujamil Qomar,Kesadaran Pendidikan(Jogjakarta:Ar-Ruz, 2012), hal. 20
[4] Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan( Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001), hal. 99
[5] Arief S. Sadiman et, all, Media Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers , 2009), hal. 6
[6] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hal. 4
[7] M. Basyiruddin Usman, hal.11
[8] Azhar Arsyad, hal. 4
[9] M. Basyiruddin Usman, hal.20-21
[10] Arief S. Sadiman et, all, Media Pendidikan(Jakarta: Rajawali Pers , 2009), hal 17
[11] Musrikah, Diktat Matematika MI-1(Tulungagung:2010 ), hal. 44
[12] Nana Syaodih Sukmadinata, hal. 214     
[13] Ruseffendi, hal.15
[14] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Hal.42
[15] Ibid,hal. 42
[16] Nana Syaodih Sukmadinata , hal. 102-103            
[17] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2009). Hal.42
[18] Purwanto, Hal.45
[19] Musrikah, hal. 41